Minggu, 30 September 2012

Planet X Terdeteksi Astronom Sejak 1840


Sejak 1840an, para astronom modern memilih menyebut planet khusus ini sebagai Planet ke-10, atau Planet X. Dari ciri-ciri yang disebutkan para ilmuwan itu dapat terlihat bahwa planet ini sama dengan yang disebut sebagai Planet Nibiru, atau Planet ke-12-nya Zecharia Sitchin dan Bangsa Sumeria, karena ciri-ciri yang tak ada duanya--satu-satunya planet yang menjadi topik mahapenting dalam penuturan-penuturan jaman kuno.

Ada Planet Misterius Mengganggu Orbit Planet Saturnus
Para ilmuwan mulai mencurigai kehadiran sebuah planet misterius tersebut ketika mereka mendeteksi adanya gangguan pada orbit planet Saturnus di tahun 1840an. Dan mereka menjadi tercengang dengan perhitungan mereka sendiri karena gangguan tersebut haruslah berasal dari sebuah planet yang masih masuk tata surya kita namun memiliki orbit yang sangat panjang serta berukuran 2-5 kalinya bumi, alias planet raksasa, dan masih berada di kejauhan, alias planet yang melanglang buana dalam orbitnya.  Berikut contoh ciri-cirinya yang masih menjadi dugaan para ilmuwan saat itu, seperti yang tertulis dalam berita-berita di bagian paling akhir artikel ini.
...planet raksasa dengan massa 2-5 kalinya bumi, orbit lonjong, jarak sekitar 50 milyar mil dari bumi, yang mengganggu orbit planet-planet yang dilewatinya di tata surya kita...  
Sithin menyebutnya Planet ke-12, karena matahari dan bulan diperhitungkan sebagai planet. Sedangkan NASA dan astronomi modern tak memasukkan matahari dan bulan sebagai planet. Teleskop infra merah (IRAS), beserta pesawat-pesawat ruang angkasa Pioneer 10 dan 11, menjadi perangkat-perangkat andalan NASA pada awal 1980an untuk mencarinya.

Planet X Mulai Dicari-Cari
Pencarian terhadap Planet X telah dimulai sejak belum ditemukannya Planet Neptunus dan planet Pluto. Bahkan, sesungguhnya, pencarian para astronomer modern terhadap Planet ke-10 tersebut lah yang membuat diketemukannya planet Neptunus (1846) dan kemudian planet Pluto (1930). Para astronom mulai mencari apa yang disebut Planet X ketika mereka memperhatikan ada yang aneh pada orbit planet Uranus, orbitnya terganggu. Dan sepertinya yang mengganggu itu adalah benda ruang angkasa dengan gravitasi yang jauh lebih kuat. NASA pun, selain menggunakan teleskop infra merah (IRAS), meluncurkan Pioneer 10 dan 11 untuk mencari Planet X. Dan mereka yakin bahwa peralatan-peralatan canggih itu akan mampu mendeteksi apa yang dicari-cari itu paling lama dua tahun di awal 1980an.

Ada Planet Misterius Mengganggu Planet Neptunus dan Pluto
Pada mulanya, ketika para ilmuwan itu menemukan planet Neptunus, lalu Pluto, mereka mengira planet-planet itulah yang mengganggu orbit planet Uranus. Namun kenyataannya, kedua planet tersebut malahan juga terganggu orbitnya. Massa kedua planet tersebut juga tak cukup besar untuk mengganggu orbit planet-planet lain. Planet penggangu tersebut, menurut perhitungan-perhitungan mereka, haruslah memiliki massa antara 2 hingga 5 kalinya massa bumi atau planet-planet lain di tata surya kita serta memiliki orbit yang lonjong (eliptik) dengan jarak sekitar 50 milyar mil dari bumi. Para astronom modern tersebut menyimpulkan bahwa planet itu masih anggota tata surya kita. Karena, meski jaraknya terlalu jauh, planet itu juga dipengaruhi oleh gravitasi matahari.

Berita Pencarian Planet X/Nibiru
Pencarian berlanjut hingga awal 1980an dengan media-media massa Amerika ramai memberitakan sepak terjang para ilmuwan dunia dalam mencari Planet ke-10 tersebut. Berikut terjemahan bebas dari berita-berita tersebut.
US News World Report: Planet X - Is It Really Out There? (10 Sept 1984)
"Terhalang oleh sinar matahari, yang merenggut secara misterius orbit-orbit Planet Uranis dan Neptunus, adalah sebuah kekuatan tak terlihat yang para astronomi tengarai sebagai Planet X - penghuni ke sepuluh di lingkup Bumi. Tahun lalu, infrared astronomical satellite (IRAS), yang berkeliling  di orbit kutub 560 mil jauhnya dari bumi, mendeteksi panas dari sebuah benda sekitar 50 juta mil jauhnya dari benda yang tengah menjadi obyek spekulasi. "Yang bisa saya katakan adalah bahwa kami belum mengetahuinya," ujar Gerry Neugesbeuer, direktur Palomar Observatory untuk the California Institute of Technology. Para ilmuwan berharap bahwa perjalanan satu arah dari pioneer 10 dan 11 dapat membantu mendapatkan lokasi dari benda ruang angkasa tak bernama itu."
Majalah Astronomy: Search for the Tenth Planet (Des. 1981)
"Para astronomer tengah mengarahkah teleskop-teleskop mereka untuk menjelajahi bagian luar tata surya kita untuk mencari planet yang sulit diketahui. Keberadaannya akan menjelaskan misteri yang telah berusia 160 tahun. ...Tarikan yang dilakukan gravitasinya akan menjelaskan penyebab terhuyungnya orbit planet Uranus yang pertama kali terdeteksi oleh seorang Astronomer Perancis, Alexis Bovard. Jauh di luar Pluto, di ruang angkasa yang gelap dan dingin, kemungkinan terdapat planet ke sepuluh yang ukurannya dua sampai lima kalinya bumi. Para astronomer di U.S. Naval Observatory (USNO) menggunakan komputer yang canggih untuk mengidentifikasi zona-zona target terbaik, dan pencarian dengan teleskop akan segera menyusul.  
...Van Flandern berpendapat bahwa planet kesepuluh ini mungkin memiliki massa yang dua hingga lima kalinya lebih besar dari Bumi serta terletak sekitar 50 hingga 100 unit astronomi dari matahari. (Unit astronomi adalah jarak rata-rata antara bumi dan matahari). Timnya juga menganggap bahwa, seperti Pluto, ruang orbit dari tubuh planet yang belum ditemukan itu juga miring dalam kaitannya dengan kebanyakan planet lain, dan bahwa jalurnya di sekeliling matahari sangat eliptik".
New York Times (9 Juni 1982)
"Sepasang pesawat ruang angkasa Amerika mungkin dapat membantu para ilmuwan untuk mendeteksi apa yang disebut planet ke-10 atau sebuah benda raksasa yang milyaran mil jauhnya, menurutthe national Aeronautics and Space Administration pada hari Kamis. Para ilmuwan di badan ruang angkasa Ames Research Center mengatakan dua pesawat ruang angkasa, Pioneer 10 dan 11, yang telah menjelajahi jauh ke dalam ruang angkasa dari pada benda ruang angkasa buatan manusia lainnya, mungkin akan menambah pengetahuan tentang sebuah benda misterius yang diyakini berada jauh di luar planet-planet di bagian terluar tata surya kita yang kita telah kenal. Badan ruang angkasa tersebut mengatakan bahwa orbit-orbit planet Uranus dan Neptunus yang terus-menerus tak teratur "menunjukkan bahwa suatu benda misteri memang ada di sana" dengan jarak yang bergantung pada apa sesungguhnya benda itu.  
Jika benda mistrei itu sebuah planet, maka jauhnya mungkin sekitar lima milyar mil di luar lingkar orbit luar planet-planet yang kita kenal, menurut badan ruang angkasa tersebut. Jika benda tersebut adalah sebuah bintang gelpa, maka jaraknya mungkin 50 milyar mil di luar planet-planet yang kita kenal; jika itu sebuah lubang hitam, maka jaraknya 100 milyar mil. Lubang hitam adalah sebuah benda ruang angkasa yang hipotetis, yang diyakini merupakan sebuah bintang hancur yang sedemikian padatnya sehingga tak ada cahaya maupun materi yang dapat lolos dari medan gravitasinya." 
Newsweek: Does the Sun Have a Dark Companion? (28 Juni 1982)
"Ketika para ilmuwan memperhatikan bahwa planet Uranus tak mengikuti orbitnya yang telah diprediksi sebagai contohnya, mereka tak mempertanyakan teori-teori mereka. Sebaliknya, mereka menyalahkan anomali-anomali terbut pada sebuah planet yang belum terlihat dan cukup pasti, planet Neptunus ditemukan pada 1846. Kini para astronomer menggunakan strategi yang sama untuk menjelaskan keanehan-keanehan pada orbit-orbit planet Uranus dan planet Neptunus. Menurut John Anderson dari Jet Propulsion Laboratory in Pasadena, Calif. prilaku ganjil ini menunjukkan bahwa matahari memiliki rekan tak terlihat, sebuah bintang gelap yang terikat secara gravitasi pada matahari kita sejauh milyaran mil. 
..Ilmuwan-ilmuwan lainnya menduga bahwa penyebab paling mungkin dari gangguan-gangguan orbit itu adalah sebuah planet ke sepuluh yang jauhnya 4 hingga 7 milyar mil di luar planet Neptunus. Sebuah bintang rekanan yang menarik-narik planet-planet bagian luar, bukan hanya planet Uranus dan planet Neptunus, ujar Thomas Van Flandern dari US Naval Observatory. Dan meski mengakui bahwa planet ke sepuluh itu mungkin, ia juga bersikeras bahwa planet tersebut haruslah sedemikian besarnya - setidaknya seukuran planet Uranus - sehingga seharusnya bisa diketemukan sebelumnya. Untuk menemukan jawabannya, NASA terus mengamati dengan Pioneer 10 dan 11, satelit-satelit penjelajah planet yang terbang mengarungi tepian-tepian kelam tata surya kita di seberang matahari." 
Astronomy: Searching for a 10th Planet (Oktober 1982)
"Perburuan terhadap dunia-dunia baru belum berakhir. Baik Uranus maupun Neptunus mengorbit di jalur yang tak tentu yang oleh para pengamat hanya bisa dijelaskan sebagai adanya planet lain yang gravitasinya merenggut kedua planet itu. Para astronomi tadinya mengira bahwa Pluto lah yang mungki mengganggu orbit planet-planet tetangganya, namun gabungan massa Pluto beserta bulannya, Charon, masih terlalu kecil untuk peranan itu. ...Sementara para astronomer meyakini bahwa ada sesuatu di luar sana, mereka tak yakin apa itu. Tiga kemungkinan yang menonjol: Pertama, benda tersebut kemungkinan sebuah planet - namun kalau ada yang besar dan cukup dekat untuk mempengaruhi orbit-orbit Uranis dan Neptunus seharusnya telah terdeteksi. Namun mungkin planet itu terlewatkan oleh para pencari,jika terlalu gelap dan memiliki orbit yang ganjil. ... 
NASA telah merekam velositas-velositas selama setahun kini dan akan terus mencatatnya selama dibutuhkan. Musim semi yang lalu, tampaknya pemotongan anggaran akan memaksa ditutupnya proyek Pioneer. Badan ruang angkasa tersebut kini meyakini bahwa anggaran itu telah ada untuk melanjutkan operasi tersebut. Tahun depan, grup JPL akan mulai menganalisa datanya. Sebelum eksperimen Pioneer memberi hasil, sebuah teleskop infra merah yang mengorbit bumi mungkin akan telah menemukan benda tersebut... 
Bersama-sama, IRAS dan satelit-satelit Pioneer akan memungkinkan para astronomier untuk memasang pencarian yang menyeluruh terhadap anggota baru tata surya kita. Kedua satelit penjelajah di kedalaman ruang angkasa seharusnya dapat mendeteksi planet-planet yang cukup dekat yang menggangu route orbitnya serta orbit-orbit Uranus dan Neptunus. IRAS seharusnya bisa mendeteksi planet besar apapun yang ada atau dekat tata surya kita. Dalam satu atau dua tahun, para astronomer mungkin akan menemukan tak hanya satu tapi beberapa dunia baru." 
January 30, 1983
"Sesuatu di luar sana jauh di pinggiran terjauh tata surya kita sepertinya sedang menarik-narik planet-planet Uranus dan Neptunus. Suatu gaya gravitasi terus mengganggu kedua planet raksasa tersebut, yang menyebabkan ketakmenentuan dalam orbit-orbit mereka. Gaya tersebut menunjukkan adanya suatu keberadaan di tempat yang jauh dan tak terlihat, sebuah benda besar yang mungkin adalah Planet X yang telah lama ini dicari-cari. ....Pencarian terhadapnya yang terakhir kali dilakukan  membawa pada penemuan Planet Pluto pada tahun 1930, planet ke sembilan. Namun  ceritanya bermula lebih dari seabad yang lalu, setelah penemuan planet Uranus pada 1781 oleh astronomer sekaligus musisi Inggris William Herschel. Sejak saat itu, sistem planet kita sepertinya terhenti pada  planet Saturnus. 
Kala para astronomer mengamati planet Uranus, yang memperhatikan ada yang aneh di jalur orbitnya, banyak dari mereka yang berspekulasi bahwa mereka sedang menyaksikan tarikan gravitasi sebuah planet tak dikenal. Jadi dimulailah pencarian planet pertama berdasarkan prediksi-prediksi astronomer, yang berakhir pada 1840 dengan ditemukannya planet Neptunus hampir bersamaan oleh para astronomer Inggris, Perancis, dan Jerman. Namun Planet Neptunus tak cukup masif untuk bertanggung jawab atas keseluruhan prilaku orbit Neptunus. Sungguh, planet Neptunus itu sendiri sepertinya dipengaruhi oleh planet yang masih jauh sekali. Di akhir abad ke-19, dua astronomer Amerika, William H. Pickering dan Percival Lowell, memprediksi ukuran serta lokasi kira-kira planet trans-Neptunus, yang disebut Planet X oleh Lowell. 
Bertahun-tahun kemudian, Pluto terdeteksi oleh Clyde W. Tombaugh yang bekerja di Lowell Observatory di Arizona. Namun beberapa astronomer menengarai bahwa planet itu mungkin bukan Planet X yang telah diprediksi itu. Pengamatan selanjutnya membukikan bahwa mereka benar. Planet Pluto terlalu kecil  untuk membuat perubahan pada orbit-orbit planet Uranus dan Neptunus, sedangkan jumlah gabungan massa Pluto serta satelitnya yang baru-baru ini diketemukan, Charon, hanyalah 1/5 dari massa bulannya Bumi. 
Perhitungan-perhitungan terkini oleh United States Naval Observatory telah mengkonfirmasi gangguan orbit yang ditunjukkan oleh planet Uranus dan Neptunus, yang menurut Dr. Thomas C Van Flandern, seorang astronomer di observatory tersebut, dapat dijelaskan oleh "sebuah planet yang belum diketemkan." Ia dan koleganya, Dr. Richard Harrington, menghitung bahwa planet ke-10 seharusnyadua hingga lima kali lebih besar dari bumi dan memiliki orbit yang sangat eklips sehingga memerlukan jarak 5 milyar mil di luar Pluto -- hampir-hampir bukan tetangga bumi namun masih dalam pengaruh gravitasi matahari."
Posisi-Posisi Pioneer 10 dan 11, dan yang diduga Planet X

Tidak ada komentar:

Posting Komentar