Minggu, 29 September 2013

Ruqyah


6. Ruqyah
Cara yang lainnya yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan sihir adalah dengan membacakan ruqyah syariah (pengobatan melaui bacaan Al-Quran, zikir dan doa).
Imam Ibnu Qayyim mengatakan: Diantara obat yang paling mujarab untuk melawan sihir akibat pengaruh jahat setan adalah dengan pengobatan syariah yaitu dengan zikir, doa dan bacaan-bacaan yang bersumber dari Al-
Quran. Jiwa seseorang apabila dipenuhi dengan zikir, wirid dan mensucikan nama Allah niscaya akan terhalangi dari pengaruh sihir. Orang yang terkena sihir bisa sembuh dengan membaca ruqyah sendiri atau dari orang lain dengan ditiupkan pada dada atau tubuh yang sakit sambil membaca zikir dan doa. Berikut ini adalah bacaan-bacaan yang diyakini mampu menolak dan menghilangkan bahaya sihir, diantaranya:
- Surat Al-Fatihah
- Surat Al-Baqarah, khususnya ayat-ayat 1-5, 254-257 dan 284-286.
- Surat Al-Imran khususnya ayat 1-9 dan 18-19
- Surat An-Nisa khususnya ayat 115-121
- Surat Al-A’raf khususnya ayat 54-55
- Surat Al-Mu’minun khususnya ayat 115-118
- Surat Yasin khususnya ayat 1-12
- Surat As-Shaffat khususnya ayat 1-10
- Surat Ghafir khususnya ayat 1-3, dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya.

Sumber lain
Nabi SAW mendo'akan yang sakit itu agar selalu dijaga oleh Allah dengan membacakan Surah Al-Fatihah, empat ayat pertama (ayat 1 - 4 ) dari Surah Al-Baqarah, dua ayat (ayat 163- 164 ) dari Surat Al- Baqarah, ayat Kursi, 3 ayat terakhir Surat Al-Baqarah, ayat 18 Surah Ali Imran, ayat 54 Surah Al-A'raf, satu ayat terakhir (ayat 116 ) Surah Al- Mu'minun, ayat 3 Surah Al-Jin, 10 ayat (dari ayat 1 - 10 ) Surah Ash-Shafat, 3 ayat terakhir (ayat 22-24) Surah Al- Hasyr, Surah Al- Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
          Setelah dibacakan ayat-ayat tersebut maka berdirilah orang yang sakit gila (kesurupan) itu, seolah- olah sama sekali dia tidak mengalami sakit gila sebelumnya.[Hadist riwayat Ubai ibn ka'ab]

1. Metode Istinthaq
Methode istinthaq adalah mengajak bicara setan yang ada di dalam tubuh orang yang terkena sihir. Dan menanyakan kepadanya tentang namanya, nama tukang sihir yang memanfaatkan jasanya, nama orang yang membebani tukang sihir untuk melakukan sihir, menanyakan tempat penyimpanan sihir serta barang-barang yang digunakan untuk menyihir. Meskipun demikian, kita dituntut untuk tetap waspada dan tidak mempercayai sepenuhnya akan apa yang
diucapkan oleh setan yang ada di dalam tubuh pasien, sebab bisa jadi setan berbohong dengan tujuan untuk menimbulkan fitnah dan memecah belah hubungan baik diantara sesama manusia.
2. Metode Istilham
Melalui Istilham adalah memohon ilham dan petunjuk yang benar dari Allah swt) agar Ia berkenan memberikan isyarat lewat mimpi, sehingga sihir yang menimpa seseorang bias terdeteksi dan kemudian dilenyapkan.
3. Metode Tahshin
Methode Tahsin adalah pembentengan, yaitu dengan membentengi dan melindungi korban sihir dengan menggunakan bacaan Al-Qur’an, zikir dan ibadah-ibadah tertentu. Syaikh bin Baaz mengatakan bahwa cara yang paling efektif dalam mengobati pengaruh sihir adalah dengan mengerahkan kemampuan untuk mengetahui tempat sihir, misalnya di tanah, gunung dan lain-lain. Dan bisa diketahui lalu diambil, maka lenyaplah sihir itu.
Pengobatan sihir yang diharamkan adalah menyingkirkan sihir dengan sihir juga, ini sesuai dengan perkataan Rasul yang melarang keras seorang muslim pergi ke rumah dukun dan tukang sihir untuk meminta bantuan kepadanya.
4. Hijamah
Cara yang lainnya adalah dengan hijamah (berbekam) pada anggota tubuh yang terasa sakit akibat pengaruh sihir, karena sihir bisa berpengaruh pada tubuh, dan melemahkannya.
5. Obat-obatan
Pengobatan sihir dapat juga dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang mubah (dibolehkan) seperti dengan memberi kurma ‘Ajwah kepada si penderita.
Diriwayatkan dari Amir bin Saad dari bapaknya bahwasanya Rasulullah saw bersabda,“Barangsiapa setiap pagi hari memakan kurma ‘Ajwah maka tidak akan membahayakan dirinya baik racun maupun sihir pada hari itu hingga malam hari.” (HR. Bukhari) Tentang keistimewaan kurma ini Imam Al-Khattabi berkata: Kurma ‘Ajwah memiliki hasiat dan manfaat yaitu bisa
menjadi penangkal racun dan sihir karena berkat doa Rasulullah saw terhadap kurma Madinah, dan bukan karena keistimewaan kurma itu sendiri.

Dan dianjurkan pula untuk membaca Ayat Kursy ketika hendak tidur dan sehabis salat fardhu, disamping membaca
surat Al-Falaq, Al-Nas dan Al-Ikhlash setiap selesai melakukan salat subuh dan salat maghrib serta menjelang tidur.
Seluruh cara di atas hanyalah sekedar do’a dan usaha, sumber kesembuhan hanyalah dari Allah semata,
Dialah yang Maha mampu atas segala sesuatu dan di tangan-Nya segala obat dan penyakit, dan segala sesuatu bisa
terjadi berdasarkan ketentuan dan takdir Allah swt.
Nabi saw. Bersabda:
Dan berdasarkan penjelasan ulama, maka pengobatan Ruqyah Syariah diperbolehkan dengan kriteria sbb:
- Bacaan rukyah berupa ayat-ayat Alquran dan Hadits dari Rasulullah saw.
- Doa yang dibacakan jelas dan diketahui maknanya.
- Berkeyakinan bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya, tetapi dengan takdir Allah SWT.
- Tidak isti‘anah dengan jin ( atau yang lainnya selain Allah).
- Tidak menggunakan benda-benda yang menimbulkan syubhat dan syirik.
- Cara pengobatan harus sesuai dengan nilai-nilai Syari‘ah.
- Orang yang melakukan terapi harus memiliki kebersihan aqidah, akhlak yang terpuji dan istiqomah dalam ibadah.
Pada dasarnya membantu pengobatan dengan ruqyah adalah amal tathowu‘i (sukarela) yang dibolehkan
menerima hadiah dan bukan kasbul maisyah (mata pencaharian rutin).
Wallahu a‘lam
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Copyright 2006, www.syariahonline.com http://al-quran.bahagia.us/_q.php?_q=quran&perhal=10&urut=5&ms=1&srt=1&zx=1&dft&dfa&dfi=1&dfq&st1&st2=2&st3=2&st4=2

Sejarah Ibadah Qurban


Di bulan Dzul Hijjah umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di kota Mekah untuk melaksanakan ibadah Haji. Firman Allah dalam surat Al-Hajj : 27 : "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai onta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh".
Pada bulan ini pula umat Islam melaksanakan ibadah Qurban. Ibadah Haji dan Ibadah Qurban memiliki keterkaitan yang sangat erat. Apakah yang dimaksud dengan Qurban ? Bagaimanakah Sejarah Qurban ?


Secara bahasa "Qurban" berarti mendekatkan diri kepada Allah SWT, untuk mendapatkan ridho serta mensyukuri nikmatNya dengan memotong hewan qurban, unta, sapi, kerbau, dan kambing, dengan tujuan taqwa kepada Allah. Ditegaskan dalam surat Al-Hajj : 37 : "daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridlaan) Allah tapi ketaqwaan dari pada kamulah yang dapat mencapainya".
Tentang Hukum Ibadah Qurban, menurut sebagian Mazhab hukumnya Sunnah Mu’akad. Adapun untuk Qurban yang disebut Nadzar dan Dam hukumnya Wajib.
Pelaksanaan ibadah Qurban didasarkan pada Hadist Nabi Muhammad SAW: "Barang siapa mempunyai kesanggupan dan kemampuan (untuk berqurban) tapi tidak mau berqurban maka janganlah dia mendekati Musholla kami".
Waktu pelaksanaan ibadah Qurban dimulai sejak tanggal 10 sampai dengan 13 Dzulhijjah. Masa memotong qurban pada tanggal 10 disebut "Yaumul Nahar" yaitu hari untuk menyembelih qurban. Sedangkan tanggal 11, 12, 13 Dzul Hijjah dinamakan "Yaumul Tasyriq" Ibadah Qurban merupakan ibadah yang bersifat sosial yang berhubungan dengan sesama manusia dengan cara mengorbankan sebagian harta.
Sejarah Qurban dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu : Qurban di jaman Nabi Adam As; Qurban di jaman Nabi Ibrahim As; dan Qurban pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Pada jaman Nabi Adam As. Qurban dilaksanakan oleh anak-anak Nabi Adam As yaitu Qabil dan Habil. Harta yang dimiliki oleh Qabil diperoleh di bidang pertanian, sedang Habil dari bidang peternakan. Ketika itu ada perintah, siapa yang memiliki harta banyak maka sebagian hartanya dikeluarkan untuk qurban.Sebagai petani Qabil mengeluarkan Qurbannya dari hasil pertaniannya dan sebagai peternak Habil mengeluarkan hewan-hewan peliharaanya untuk Qurban..
Buah-buahan yang diqurbankan Qabil maupun hewan ternak yang diqurbankan Habil, memiliki sifat yang berbeda. Habil memilih dan mengeluarkan hewan qurban dengan tulus ikhlas. Dipilih hewan yang gemuk dan sehat, dan dia taat terhadap petunjuk ayahnya Nabi Adam As.Lain halnya dengan Qabil, dia memilih buah-buahan yang jelek-jelek dan sudah mulai membusuk.
Dalam pelaksanakannya, ternyata Qurban yang diterima adalah qurban yang dikeluarkan oleh Habil sementara buah-buahan yang dikeluarkan Qabil tetap utuh, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 27 : "Ceritakan kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari meraka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil), Ia berkata : "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil " Sesungguhnya Allah hanya menerima (Qurban) dari orang-orang yang bertaqwa".Qurban Habil di terima oleh Allah SWT . Sementara Qabil dengan qurban harta yang jelek-jelek tidak diterima Allah.SWT Akhirnya Qabil menaruh dendam kepada Habil.
Selanjutnya , Sejarah Qurban yang kedua yaitu pada Jaman Nabi Ibrahim As. Seperti dikisahkan dalam Al-Qur'an surat Ash-Shafaat ayat 100-111 yang menerangkan tentang qurban dan pengorbanan. Ketika Nabi Ibrahim berusia 100 tahun beliau belum juga dikaruniai putra oleh Allah SWT. dan beliau selalu berdoa: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh" Kemudian dari istrinya yang kedua yakni Siti Hajar lahirlah seorang putra yang kemudian diberi nama Ismail, ia lahir di tengah-tengah padang pasir yang kemudian dikenal dengan nama Mekkah.
Nabi Ibrahim As diperintah oleh Allah SWT, agar meninggalkan istrinya Siti Hajar dengan seorang putranya yang dilahirkannya dan ia disuruh menemui istri pertamanya yakni Siti Sarah yang berada di Yerussalem. Maka ditinggalkanlah anak dan istrinya dengan beberapa bekal makanan .Pada waktu Siti Hajar kehabisan makanan dan air, demi anak dan dirinya ia berusaha mencari ke sana ke mari.
Dalam usahanya mencari air, ia melihat disebelah timur di bukit Shofa tampak di kejauhan ada air, sesampai di bukit Shofa ternyata tidak didapati air, ternyata hanyalah fatamorgana. Di situlah Ismail ditinggalkan dan Siti Hajar naik ke bukit Marwah serta kembali ke Sofa sampai berulang tujuh kali, tapi tidak juga mendapatkan air sampai ia kembali ke bukit Marwah yang terakhir. Ia merasa khawatir terhadap anaknya barangkali Ismail kehausan. Kegiatan Siti Hajar dalam mencari air inilah yang sekarang menjadi ritual dalam ibadah Haji yang disebut “ Sa’i “
Ketika itu dilihatmya kaki Ismail bergerak-gerak diatas tanah dan tiba-tiba keluar air dari dalam tanah. Siti Hajar berlari ke bawah sambil berteriak kegirangan :"zami-zami !" kemudian menjadi sumur Zam-zam. Di situlah Siti Hajar dan Nabi Ismail As di padang pasir yang kering kerontang yang ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim As dan ditempat itulah Allah SWT. menetapkan sebagai tempat ibadah Haji. Tempat yang sudah disiapkan oleh Allah SWT, tidak ada tumbuh-tumbuhan, tidak ada gunung berapi, tempat yang sangat tandus tanpa sumber kehidupan tapi atas kehendak Allah SWT maka jadilah sumur "Zam-zam". Dan tempat ini sekarang menjadi pusat kegiatan Ibadah Haji.
Nabi Ismail As ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim As. yang berada di Yerusalem sampai Nabi Ismail As menjelang remaja. Kemudian di Yerusalem ternyata Siti Sarah hamil dan melahirkan seorang putra yang kemudian diberi nama Iskhak. Selanjutnya Nabi Ibrahim As diperintahkan lagi oleh Allah SWT untuk kembali ke Mekkah untuk menengok istri dan anaknya yang pertama yaitu Nabi Ismail As, yang rupanya sudah mulai besar. Dalam suatu riwayat kira-kira berusia 6-7 tahun. Sejak dilahirkan sampai besar itu Nabi Ismail menjadi kesayangan.
Selanjutnya Allah memberi ujian kepada Nabi Ibrahim As, sebagaimana firman Allah dalam surat Ash Shaffaat : 102 : "Maka tatkala sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha bersama Ibrahim, Ibrahim berkata : Hai anakku aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pemdapatmu " Ia menjawab: "hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, InsyaAllah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Adapun Asbabun Nuzul atau latar belakang sejarahnya ketika nabi Ibrahim AS bermimpi . Dalam mimpinya ia mendapat perintah dari Allah supaya menyembelih putranya Nabi Ismail As dan sampai di Mina beliau menginap, beliau mimpi yang sama. Demikian juga ketika di Arafah malamnya di Mina, masih bermimpi yang sama juga. Sungguh Ujian yang sangat berat bagi Nabi Ibrahim As. Supaya menyembelih putra kesayangannya. Itulah yang dijelaskan dalam surat Ash-Shaffaat ayat 102.
Setelah terjadi dialog dengan putranya. Nabi Ibrahim As mengajak putranya Nabi Ismail As, kira-kira antara ratusan meter dari tempat tinggalnya (Mina), baru lebih kurang 70-80 meter berjalan, setan menggoda istrinya Siti Hajar: "Ya Hajar! Apakah benar suamimu yang membawa parang akan menyembelih anakmu Ismail yang sedang tumbuh dan menggemaskan itu?". Akhirnya Siti Hajar, sambil berteriak-teriak: "Ya Ibrahim, ya Ibrahim mau dikemanakan anakku?" Tapi Nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah Allah SWT, ditempat itulah dimana pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah bagi jemaah Haji disuruh melempar batu dengan membaca : Bismillahi Allahu Akbar. Hal tersebut mengandung arti bahwa kita melempar setan atau sifat-sifat setan yang ada di dalam diri kita.kegiatan ini selanjutnya menjadi kegiatan ritual dalam ibadah Haji yang disebut “ Lontar Jumroh “
Akhirnya tibalah mereka di Jabal Qurban kira-kira 200 meter dari tempat tinggal Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As, sebagaimana difirmankan Allah SWT. dalam surat Ash-Shaffaat ayat 103-107: "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang yang berbuat baik". Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar ".
Dan sejarah Qurban yang ketiga, yaitu pada jaman Nabi Muhammad SAW. Masalah qurban diceritakan kembali yaitu di dalam surat Al-Kautsar ayat 1-3 "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadanya nikmat yang banyak, Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus".
Berbicara tentang Kenikmatan, Allah SWT mengingatkan: "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya tiadalah dapat kamu menghitungnya" (QS:Ibrahim: 34). Oleh karena itu berkaitan dengan ibadah qurban yang sudah ada sejak Nabi Adam As, Nabi Ibrahim As dan Nabi Muhammad Saw. Allah berfirman: "Dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah", Sholat merupakan hubungan vertikal dengan Allah untuk mensyukuri nikmat Allah SWT. Hubungan antara sesama manusia secara horisontal diwujudkan bahwa setelah shalat Idul Adha yaitu dengan berqurban memotong hewan ternak berupa kambing , unta atau sapi untuk dibagikan kepada fakir miskin.
Allah SWT mengingatkan dalam surat Al-Ma’un ayat 1-7 : "Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim.Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan ) barang berguna".
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Kenapa kamu beribadah kepada Allah begitu tekun, tapi kenapa kamu tidak mau berqurban padahal kamu memiliki harta yang berlebihan". Oleh karena itulah bagi yang mampu hendaklah berqurban. Untuk menggembirakan fakir-miskin. sebab tidak semua orang mampu makan dengan daging . Sehari-hari hanya makan ala kadarnya. Maka dianjurkan bagi orang yang mampu untuk berqurban yang kelak dikemudian hari akan mengantarkan menuju Syorga yaitu binatang yang telah diqurbankan, yang merupakan wujud amal solehnya.
Dalam Hadis yang lain Nabi Muhammad SAW bersabda : "Tiap-tiap rambut yang diqurbankan adalah merupakan "Khoir". Ungkapan "Khoir" ini mengandung arti kebaikan, keselamatan, kesejahteraan, kebahagiaan, kemurahan Allah SWT dan kalau orang sudah mendapatkan khoirat maka berarti dia telah memperoleh segala-galanya dari Allah SWT.
Marilah kita syukuri nikmat Allah SWT dengan cara mengeluarkan sebagian harta milik kita untuk kebaikan.

Pagenjahan, Nopember 2010

Sejarah Pembukuan Quran


Sejarah Pembukuan Al-Qur'an dapat dibagi menjadi tiga periode :
1. Pembukuan Al-Qur’an pada Masa Nabi Muhammad SAW
2. Pembukuan Al-Qur'an pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
3. Pembukuan Al-Qur'an pada masa Usman bin Affan

1. Pembukuan Al-Qur’an pada Masa Nabi Muhammad SAW
Pembukuan Al Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW masih dalam bentuk ...

Pengumpulan dalam arti penulisan Al-Qur’an yang pertama.
Nabi Muhammad SAW setelah menerima wahyu kemudian mengangkat para Sahabat-Sahabatnya sebagai penulis wahyu Al-Qur'an seperti : Ali bin Abi Tholib, Muawiyah, 'Ubai bin Ka'ab dan Zaid bin Tsabit.
Ketika Wahyu atau Ayat Al-Qur’an turun, Nabi Muhammad SAW kemudian memerintahkan Ali bin Abi Thalib, Muawiyah, 'Ubai bin Ka'ab dan Zaid bin Tsabit.
menuliskannya dan menunjukkan tempat Ayat tersebut dalam Surat Al-Qur’an, sehingga penulisan pada lembar itu membantu penghafalan di dalam hati. Para sahabat juga menuliskan Al-Qur'an yang telah turun di tempat lainnya seperti pada pelepah kurma , lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, dan lain-lain..
Zaid bin Tsabit, menjelaskan : "Kami menyusun Al-Qur'an dihadapan Rasulullah pada kulit binatang."

Pembukuan Al-Qur'an pada masa Nabi Muhammad SAW tidak terkumpul dalam satu mushaf; yang ada pada seseorang belum tentu dimiliki orang lain. Para ulama telah menyampaikan bahwa segolongan dari mereka, di antaranya Ali bin Abi Thalib, Muaz bin Jabal, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Mas'ud telah menghafalkan seluruh isi Al-Qur'an di masa Nabi Muhammad SAW. Dan Zaid bin Tsabit adalah orang yang terakhir kali membacakan Al-Qur'an di hadapan Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW. wafat ketika Al-Qur'an telah dihafal dan ditulis dalam mushaf yang tersusun dalam bentuk : Ayat-ayat dan Surat-surat dipisah-pisahkan, atau dibukukan Ayat-ayatnya saja dan setiap surah berada dalam satu lembar secara terpisah dalam tujuh huruf.
Pembukuan Al-Qur'an pada masa ini belum dikumpulkan dalam satu mushaf yang lengkap. karena Nabi Muhammad SAW masih selalu menunggu turunnya Wahyu berikutnya .Ketika Wahyu turun, para Sahabat dan para Qurra ( pembaca Al-Qur’an ) segera menghafalnya dan para Sahabat segera menulisnya.

Kadang – kadang dalam Wahyu yang turun mengandung Ayat Nasikh dan Mansukh . Terdapat ayat yang menasikh (menghapuskan) sesuatu yang turun sebelumnya ( Mansukh ) Bentuk penulisan Al-Qur'an itu tidak menurut tertib urutan turunnya /nuzulnya, tetapi setiap ayat yang turun dituliskan ditempat penulisan sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad SAW-

Pengumpulan Qur'an dimasa Nabi ini dinamakan:
a) penghafalan, dan
b) pembukuan yang pertama.

b. Pembukuan Al-Qur'an pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar diangkat menjadi khalifah setelah wafatnya Rasulullah. Ia dihadapkan kepada peristiwa-peristiwa besar berkenaan dengan kemurtadan sebagian orang Arab. Karena itu ia segera menyiapkan pasukan dan mengirimkannya untuk memerangi orang-orang yang murtad itu. Peperangan Yamamah yang terjadi pada tahun 12 H melibatkan sejumlah besar sahabat yang hafal Qur'an. Dalam peperangan ini tujuh puluh Qorri ( Sahabat yang hafal Al Qur’an ) gugur. Umar bin Khatab merasa sangat kuatir melihat kenyataan ini, lalu ia menghadap Abu Bakar dan mengajukan usul kepadanya agar mengumpulkan dan membukukan Qur'an karena dikhawatirkan akan musnah, sebab peperangan Yamamah telah banyak membunuh para qorri'.

Abu Bakar menolak usulan itu dan berkeberatan melakukan apa yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Tetapi Umar tetap membujuknya, sehingga Allah membukakan hati Abu Bakar untuk menerima usulan Umar tersebut, kemudian Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Sabit, untuk membukukan Al Qur’an. Abu Bakar menceritakan kepadanya kekhawatiran dan usulan Umar. Pada mulanya Zaid menolak seperti halnya Abu Bakar sebelum itu. Keduanya lalu bertukar pendapat, sampai akhirnya Zaid dapat menerima dengan lapang dada perintah penulisan Al-Qur'an itu. Zaid bin Sabit melalui tugasnya yang berat ini dengan bersadar pada hafalan yang ada dalam hati para qurra dan catatan yang ada pada para penulis. Kemudian lembaran-lembaran (kumpulan) itu disimpan ditangan Abu Bakar. Setelah ia wafat pada tahun 13 H, lembaran-lembaran itu berpindah ke tangan Umar dan tetap berada ditangannya hingga ia wafat. Kemudian mushaf itu berpindah ketangan Hafsah putri Umar. Pada permulaan kekalifahan Usman, Usman memintanya dari tangan Hafsah.

c. Pembukuan Al Qur’an pada masa Usman.bin Affan
Penyebaran Islam bertambah dan para qurra pun tersebar di berbagai wilayah, dan penduduk disetiap wilayah itu mempelajari qira'at (bacaan) dari qari yang dikirim kepada mereka. Cara-cara pembacaan (qiraat) Qur'an yang mereka bawakan berbeda-beda sejalan dengan perbedaan 'huruf ' yang dengannya Al-Qur'an diturunkan. Apabila mereka berkumpul disuatu pertemuan atau disuatu medan peperangan, sebagian mereka merasa heran dengan adanya perbedaan qiraat ini. Terkadang sebagian mereka merasa puas, karena mengetahui bahwa perbedaan-perbedaan itu semuanya disandarkan kepada Rasulullah. Tetapi keadaan demikian bukan berarti tidak akan menyusupkan keraguan kepada generasi baru yang tidak melihat Rasulullah sehingga terjadi pembicaraan bacaan mana yang baku dan mana yang lebih baku. Dan pada gilirannya akan menimbulkan saling bertentangan bila terus tersiar. Bahkan akan menimbulkan permusuhan dan perbuatan dosa. Fitnah yang demikian ini harus segera diselesaikan.

Ketika terjadi perang Armenia dan Azarbaijan dengan penduduk Iraq, diantara orang yang ikut menyerbu kedua tempat itu ialah Huzaifah bin al-Yaman. Ia banyak melihat perbedaan dalam cara-cara membaca Qur'an. Sebagian bacaan itu bercampur dengan kesalahan; tetapi masing-masing memepertahankan dan berpegang pada bacaannya, serta menentang setiap orang yang menyalahi bacaannya dan bahkan mereka saling mengkafirkan. Melihat kenyataan demikian Huzaifah segara menghadap Usman dan melaporkan kepadanya apa yang telah dilihatnya. Usman juga memberitahukan kepada Huzaifah bahwa sebagian perbedaan itu pun akan terjadi pada orang-orang yang mengajarkan Qiraat pada anak-anak. Anak-anak itu akan tumbuh, sedang diantara mereka terdapat perbedaan dalam qiraat. Para sahabat amat memprihatinkan kenyataan ini karena takut kalau-kalau perbedaan itu akan menimbulkan penyimpangan dan perubahan. Mereka bersepakat untuk menyalin lembaran-lembaran yang pertama yang ada pada Abu Bakar dan menyatukan umat Islam pada lembaran-lembaran itu dengan bacaan tetap pada satu huruf.

Usman kemudian mengirimkan utusan kepada Hafsah (untuk meminjamkan mushaf Abu Bakar yang ada padanya) dan Hafsah pun mengirimkan lembaran-lembaran itu kepadanya. Kemudian Usman memanggil Zaid bin Sabit , Abdullah bin Zubair, Said bin 'As, dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam. Ketiga orang terakhir ini adalah orang Quraisy, lalu memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, serta memerintahkan pula agar apa yang diperselisihkan Zaid dengan ketiga orang Quraisy itu ditulis dalam bahasa Quraisy, karena Qur'an turun dengan logat mereka.

Mereka melakukan perintah itu. Setelah mereka selesai menyalinnya menjadi beberapa mushaf, Usman mengembalikan lembaran-lembaran asli itu kepada Hafsah. Kemudian Usman mengirimkan ke setiap wilayah mushaf baru tersebut pada setiap wilayah yaitu masing-masing satu mushaf. Dan ditahannya satu mushaf untuk di Madinah, yaitu mushafnya sendiri yang dikenal dengan nama "mushaf Imam".

Penamaan mushaf itu sesuai dengan apa yang terdapat dalam riwayat-riwayat dimana ia mengatakan: " Bersatulah wahai umat-umat Muhammad, dan tulislah untuk semua orang satu imam (mushaf Qur'an pedoman)." Kemudian ia memerintahkan untuk membakar mushaf yang selain itu. Umatpun menerima perintah dengan patuh, sedang qiraat dengan enam huruf lainnya ditingalkan. Keputusan ini tidak salah, sebab qiraat dengan tujuh huruf itu tidak wajib. Seandainya Rasulullah mewajibkan qiraat dengan tujuh huruf itu semua, tentu setiap huruf harus disampaikan secara mutawatir sehingga menjadi hujjah. Tetapi mereka tidak melakukannya. Ini menunjukkan bahwa qiraat dengan tujuh huruf itu termasuk dalam katergori keringanan. Dan bahwa yang wajib ialah menyampaikan sebagian dari ketujuh huruf tersebut secara mutawatir dan inilah yang terjadi.

Jumlah ayat Al – Qur’an

Sering kita dengar orang-orang menyebutkan bahwa jumlah ayat di dalam al-Qur'an adalah 6.666 (enam ribu, enam ratus, dan enam puluh enam). Jumlah semua ayat Al-Qur'an yang sebenarnya adalah:
Surat:
1-5 ( 7 + 286 + 200 + 176 + 120 ) = 789 ayat
6-10 ( 165 + 206 + 75 + 129 + 109 ) = 684
11-15 ( 123 + 111 + 43 + 52 + 99 ) = 428
16-20 ( 128 + 111 + 110 + 98 + 135 ) = 582
21-25 ( 112 + 78 + 118 + 64 + 77 ) = 449
26-30 ( 227 + 93 + 88 + 69 + 60 ) = 537
31-35 ( 34 + 30 + 73 + 54 + 45 ) = 236
36-40 ( 83 + 182 + 88 + 75 + 85 ) = 513
41-45 ( 54 + 53 + 89 + 59 + 37 ) = 292
46-50 ( 35 + 38 + 29 + 18 + 45 ) = 165
51-55 ( 60 + 49 + 62 + 55 + 78 ) = 304
56-60 ( 96 + 29 + 22 + 24 + 13 ) = 184
61-65 ( 14 + 11 + 11 + 18 + 12 ) = 66
66-70 ( 12 + 30 + 52 + 52 + 44 ) = 190
71-75 ( 28 + 28 + 20 + 56 + 40 ) = 172
76-80 ( 31 + 50 + 40 + 46 + 42 ) = 209
81-85 ( 29 + 19 + 36 + 25 + 22 ) = 131
86-90 ( 17 + 19 + 26 + 30 + 20 ) = 112
91-95 ( 15 + 21 + 11 + 8 + 8 ) = 63
96-100 ( 19 + 5 + 8 + 8 + 11 ) = 51
101-105 ( 11 + 8 + 3 + 9 + 5 ) = 36
106-110 ( 4 + 7 + 3 + 6 + 3 ) = 23
111-114 ( 5 + 4 + 5 + 6 ) = 20
-----------------------------------------------------------
Jumlah seluruhnya = 6,236 ayat
------------------------------------------------

Tanda-tanda kiamat


Tanda-Tanda Kecil, datangnya Kiamat:

Di antara tanda-tanda kiamat kecil adalah:

1. Diutusnya Rasulullah saw

2. Disia-siakannya amanat

3. Penggembala menjadi kaya

Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab, “Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi dalam bangunan.” (HR Muslim)

4. Sungai Efrat berubah menjadi emas

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata, ”Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun ‘alaihi)

5. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam

”Ada enam dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin 12.000.” (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).

6. Banyak terjadi pembunuhan

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan.” (HR Muslim)

7. Munculnya kaum Khawarij

Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR Bukhari).

8. Banyak polisi dan pembela kezhaliman

“Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka.” (HR At-Tabrani)

9. Perang antara Yahudi dan Umat Islam

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim)

10. Dominannya Fitnah

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar.” (HR Ahmad).

11. Sedikitnya ilmu

12. Merebaknya perzinahan

13. Banyaknya kaum wanita

Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki.” (HR Bukhari)

14. Bermewah-mewah dalam membangun masjid

Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu Hibban)

15. Menyebarnya riba dan harta haram

16. Menggembungnya bulan (ini dia tanda2 yang unik, kata mas Dudung)

Rasulullah saw bersabda: ” di antara sudah mendekatnya kiamat ialah menggembungnya bulan sabit(awal bulan) ” dishahihkan AlBaani di Ash Shahihah nomor 2292 dalam riwayat yang lain dikatakan “di antara sudah dekatnya hari kiamat ialah bahwa orang akan melihat bulan sabit seperti sebelumnya, maka orang akan mengatakan satu bentuk darinya untuk dua malam dan masjid akan dijadikan tempat untuk jalan jalan serta meluasnya mati mendadak” (Ash Shahiihah AlBani 2292)

Perbedaan antara tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah :

1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
3. Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat.

Lalu apa sebenarnya Kiamat tahun 2012..?

Kiamat 2012 adalah terjadinya Badai Matahari:

Menurut Pak Bambang S Tedjasukmana dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), bahwa fenomena yang akan muncul pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasar pada pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di berbagai negara maju yang sudah dilakukan sejak tahun 1960-an dan Indonesia oleh LAPAN telah dilakukan sejak tahun 1975.

Badai Matahari = Flare dan CME

Masih menurut ahli lain dari LAPAN, bahwa badai Matahari akan terjadi ketika adanya flare dan Corona Mass Ejection (CME). Apa itu Flare..? Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dahsyatnya menyamai 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Padahal bom atom yang dijatuhkan Paul Tibbets, pilot pesawat Amerika Serikat (AS), B-29 Enola Gay, Agustus 1945, telah merenggut sekitar 80.000 jiwa manusia. Berarti kalau dikalikan 66 juta lagi, wouw…!

Sedang CME adalah sejenis ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel2 berkecepatan tinggi yakni sekitar 400 km/detik. wouw…

Gangguan cuaca Matahari ini dapat mempengaruhi kondisi muatan antariksa hingga mempengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS), dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia, misal karena magnet Bumi terganggu, maka alat pacu jantung juga akan terganggu.

HP akan error, dan sms bakal ‘kiamat’ betul

Dengan skala sebenarnya, saya sketsakan kira2 Badai Matahari itu akan seperti apa. Besar matahari hanya diambil sepersecuilnya, sementara Bumi sangat penuh (meski masih sangat kecil) tampaknya. Bumi saja belum apa-apanya bila dibanding sunspot yang warna hitam2 itu…
Badai Matahari tahun 2011-2012

Badai Matahari tahun 2011-2012

Flare di permukaan matahari sangat dahsyat, kalau pas maksimal bisa menjulang sauangaaaat tinggi:
Persiapan menuju ‘Kiamat’ 2012 itu…:
Dikatakan para ahli bahwa dari Matahari, milyaran partikel alektron sampai ke lapisan ionosfer Bumi dalam waktu empat hari, Dampak dari serbuan dari partikel elektron ini di kutub berlangsung beberapa hari. Selama itu, bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.

Mengantisipasi munculnya badai antariksa itu, LAPAN tengah membangun Pusat Sistem Pemantau Cuaca Antariksa Terpadu di pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN Bandung. Objek yang dipantau antara lain lapisan Ionosfer dan geomagnetik, serta gelombang radio. Sistem ini akan beroperasi penuh pada Januari 2009 mendatang.

Langkah antisipasi LAPAN yang telah dilakukan adalah menghubungi pihak-pihak yang mungkin akan terkena dampak dari muncul badai antariksa ini, yakni Dephankam, TNI,Dephub, PLN, dan Depkominfo, serta Pemda.

Saat ini pelatihan bagi aparat pemda yang mengoperasikan radio HF telah dilakukan sejak lama, kini telah ada sekitar 500 orang yang terlatih menghadapi gangguan sinyal radio. PLN harus melakukan sosialisasi ke masyarakat akan adanya pemutusan berkala demi mengurangi dampak badai antariksa ini.

Penerbangan dan pelayaran yang mengandalkan GPS sebagai sistem navigasihendaknya menggunakan sistem manual ketika badai antariksa terjadi dalam memandu tinggal landas atau pendaratan pesawatterbang.

Perubahan densitas elektron akibat cuaca antariksa dapat mengubah kecepatan gelombangradio ketika melewati ionosfer sehingga menimbulkan delay propagasi pada sinyal GPS. Perubahan ini mengakibatkan penyimpangan pada penentuan jarak dan posisi. Selain itu, komponen mikroelektronika pada satelit navigasi dan komunikasi akan mengalami kerusakan sehingga mengalami percepatan masa pakai, sehingga bisa tidak berfungsi lagi.

Saat ini LAPAN telah mengembangkan pemodelan perencanaan penggunaan frekuensi untuk menghadapi gangguan badai matahari tinggi untuk komunikasi radio HF.

Kita berdo’a semoga kita selamat, dunia-akhirat; dan kalau memang kiamat beneran…kita juga selamat. Amien…19x