Minggu, 30 September 2012

Cambuk Ekor Planet X/Nibiru

Dampak Planet X


(Artikel ini masih akan ditambah)

Video di atas menggunakan red filter, yang bisa ditempel saja di depan lensa.

Untuk dapat melihat ekor Planet X/Nibiru di langit, orang musti membiasakan diri dari foto-foto/video yang ada; tapi yang pasti, bentuknya merupakan anomali di langit. Penampakan dalam video di atas menunjukkan ekor Planet X yang mencambuk sebagai lingkaran yang melawan jarum jam. Film tersebut direkam pada 17 April 201 oleh seorang pengamat Planet X/Nibiru di Itali bernama Alberto, yang juga adalah perintis filter merah terbuat dari bahan film dalam floppy disk.

Planet X/Nibiru memiliki ekor menyala-nyala yang sangat panjang sehingga penampakannya seperti sebuah komet Raksasa--tapi ini nanti ketika Planet X/Nibiru muncul selama 7 malam, ketika akan pergi meninggalkan bumi untuk melanjutkan orbitnya. Tak heran jika peradaban-peradaban kuno menyebutnya sebagai komet. Apa yang berada di ekornya itu sebenarnya adalah sejumlah bulan serta puing-puing antariksa seperti debu, gas-gas, bebatuan kecil maupun besar. Benda-benda tersebut terseret di samping dan belakang Planet X, oleh tarikan gravitasi Planet X yang teramat kuat, sehingga tampak seperti sayap di kanan kiri dan ekor--seperti burung, atau ikan pari terbang (bintang pari). Tarikannya telah menyeret benda-benda antariksa sejak pertama kali terbentuknya planet tersebut. 

Berikut penjelasan tentang dampak dari ekor Planet X/Nibiru.
Pusaran-Pusaran Bulan / Moon Swirls.  Bulan-bulan yang ada di ekor Planet X/Nibiru sesekali muncul di langit sebagai anomali di langit yang berupa barisan cahaya yang indah, yang juga disebut String of Pearls (Untaian Mutiara). (Foto-fotonya dapat dilihat di: Untaian Mutiara Bulan Planet X/Nibiru.) 
Hujan Meteor & Hujan Batu Es. Benda-benda antariksa yang terseret ekor Planet X/Nibiru itu sesekali melesat jatuh ke bumi sebagai batu meteor. Nyatanya, hujan meteor terus meningkat. Saking banyaknya meteor yang menyerbu bumi, sebagiannya tak terbakar di atmosfer. Dalam serbuan semacam itu, bagian atas atmosfer bumi robek, sirna ke atmosfer dan tak lagi melingkupi bumi sebagai mantel. Maka, beberapa wilayah bumi kehujanan batu-batu antariksa yang kecil maupun besar, secara tak merata. Bebatuan itu melesat turun seperti hujan batu es. Dan kasus hujan batu es pun meningkat serta tak kenal tempat, termasuk di wilayah tropis. 
Fenomena Bulan/Cakrawala/Hujan/Badai Debu Merah. Gas-gas dan debu merah di ekor Planet X/Nibiru muncul di langit sebagai lengkungan ke arah bumi. Hujan air merah darah atau hujan debu besi merah terjadi tak merata di bumi. Debunya memerahkan air seperti darah kental. Debu ini tak terbakar di atmosfer karena telah mengandung oksigen. Bulan bisa tampak memerah darah. Cakrawala tampak memerah muda atau kemerahan seperti langit terbakar. 
Lembaran Nyala Api Di Langit. Jatuhan dari ekor Planet X/Nibiru sesekali muncul sebagai selarik cahaya api dari meteor yang terbakar di atmosfer. Gas-gas dalam ekor Planet X/Nibiru, ketika terbakar, akan membentuk kimiawi bensin, yang ketika jatuh melewati atmosfer bumi akan menyala terbakar, membentuk lembaran nyala api. Nyala api ini tak hanya dapat (tentunya) membakar apapun yang dijatuhinya, tapi juga mengonsumsi oksigen. 


Puncak Hujan Dari Ekor Planet X/Nibiru
Ketika posisi Planet X/Nibiru telah berada di antara bumi dan matahari, yaitu saat jam Pergeseran Kutub (yang disebut Tahap 10), dampak hujan dari Planet X tersebut akan mencapai puncaknya, dengan intensitas, frekuensi dan jangkauan yang meningkat di seluruh dunia. Tahun 2012 ini, bumi masih sudah dalam Tahap 7.


Cara Mengamankan Diri Dari Puncak Gempuran Ekor Planet X/Nibiru: Saat Pergeseran Kutub
Satu-satunya Cara berlindung dari hujan jilatan api dan bebatuan meteor adalah dengan menempel pada bukit, gua, lembah atau, tapi yang paling aman adalah di dalam parit dangkal di bawah atap metal. Gempuran itu akan terjadi selama beberapa hari dan berhenti dengan mendadak.


Sumber:
THE DEVASTATING TAIL OF PLANET X
ZT Newsletter #172, 14 Feb. 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar