Senin, 24 September 2012

Keragaman dalam Keagamaan

Kebenaran dan agama selalu bersifat plural dan tidak bisa diseragamkan sulit ditepis adanya keyakinan bahwa setiap pemeluk agama akan memandang dirinya sebagai titik terdekat dan jalan pintas meraih keselamatan Tuhan.Orang lain dipandang sebagai the others,outsiders,bagaikan domba-domba sesat atau kelompok kafir yang harus diselamatkan by: (Komarudin Hidayat,Kompas,3 JANUARI 2006) Apakah benar demikian??

Sekilas cerita:

Pada tahun 1985,dihadapan 90 ribu orang pemuda Muslim Maroko,Paus Yohanes Paulus II menyatakan: "Christian and Moslems have a many things in common,as belivers and as humanbeings.We live in the same world, marked by many signs of hope..For us (Christian and Moslem),Ibrahim is a model of faith in God, of submission to His will and of  confidence in His goodness. We believe in the same God,the One God,the living God,the God who created the world and brings His creature to their perfection...that all men,espeially those of living faith,should respect each other,should rise above all discrimination,should live in harmony and serve the universal brotherhood." Ketika beliau wafat,tak kurang dari 200 kepala negara dan pemimpin agama mengantar kepergiannya di Roma.

Menurut Alwi Shihab(Islam Inkluf,1999),penting kiranya mengedepankan penerimaan akan pluralisme keagamaan,yang sejak awal sudah dinyatakan di AlQuran sebagai skema ilahiah atas segala sesuatu:"Dan apa bila Tuhan menghendaki seperti itu,sesungguhnya Dia dapat menciptakankamu sekalian dalam satu kelompok saja(Qs 11:118).
pertanggung jawaban atas pilihan apapun yang dibuat manusia,pasti akan diminta.
Saling menerima menghargai dan tidak hanya sebatas pada interaksi sosial,perdebatan intelektual,dan teologis secara adil,juga untuk meningkatkan kesadaranpentingnya keadilan sosial,kehormatan manusia,dan kebebasan.Menurut Abdul Munir Mulkhan,guru besar UIN sunan kalijaga(Kompas,25 November dan 19 Desember2005),fungsi dakwah(misi) agama adalah mewartakan kebaikan,promosi dalam membangun peradaban,promosi dalam menjawab problem-problem kemanusiaan,membangun bersama kepentingan manusiauniversal,yang juga merupakan realisasi rahmat lil alamin(berkah bagi seluruh manusia).Ditambahkannya,diperlukanklarifikasi sehubungan apa yang diyakini sebagai:
1.Ajaran Islamyang sakral,mutlak benar -sempurna yang datang dalam wujud wahyu dalam AlQuran dan sunah Rasul,serta
2. Ajaran Islam yang berasal dari tafsir ulama,yang harus dipelajari sebagai ilmu yang terbuka dikritisi,untuk mencari relevansinya terhadap pemecahan probem-problem kemanusiaan.Sesungguhnya diperlukan cara pendang baru tentang keragaman,termasuk keragaman dan doktrin ajaran agama sebagai sebuah tafsir yang selalu terbuka untuk direkonstruksi.

Adalah tugas kita bersama untuk mendudukkan dengan benar,bijak,dan proporsional setiap kritik terhadap pemahaman keagamaan,juga klaim-klam kebenaran(yang dapat melalui hasil pemikiran rasional atas apa atas apa yang diyakini sebagai teks kitab suci,yang bersumber dari tafsir ulama atau pendeta,"orang-orang suci",dan lembaga-lembaga yang dipandang memiliki otoritas religius).Karena hal tersebut bisa saja  cenderung ditafsirkan sebagai pelecehan terhadap Tuhan,keraguan terhadap kebenaran wahyu,atau ketidak percayaan terhadap kebenaran sempurna AlQuran(juga berlaku terhadap kitab-suci lainnya) dan sunah Rasul.

Seiring proses globalisasi dan menguatkan kebebasan intelektual individu,pengaruh interaksi dan penetrasi ragam budaya yang merambah ke wilayah pikiran dan perilaku keagamaan sulit dibendung.Karena setiap agama memiliki nilai-nilai kemanusiaan Unversal,pada aspek itu semua agama bisa bersanding dan bahkan melebur,misal dalam upaya penegakkan hukum dan keadilan,juga memberantas korupsi.Sebuah eksklusive dan hierarki kewenangan religius yang absolut tampak tidak sejalan dengan prinsip mendasar Islam yang Universal karena setiap manusia tanpa kecuali(ulama,pendeta,pengemis,raja,presiden,DPR,dan lain-lain)bertanggung jawab atas segala pilihan dan perbuatannnya sendiri didepan Wujud Mutlak,Tuhan YME.Memberi kesempatan pada semua pikiran,idiologi,dan agama untuk berdialog dan bersaing secara damaidi atas panggung sejarah terjadinnya seleksi alami,yang benar akan bertahan,yang palsu akan ditinggalkan para pemeluk dan pendukungnnya.
 UNIVERSAL INTELLEGENCE by (Komaruddin Hidayat,Kompas 3 januari 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar